Siapa
bilang cinta kepada orang tua tidak termasuk cinta? Masuk lagi! Kenapa? Karena
di sana ada
rasa suka, kasih sayang, ketulusan, pengorbanan, ikhlas, memberi tanpa
mengharap balasan. Seperti itulah apa yang seharusnya kita lakukan, selayaknya
kedua orang tua kita pada kita anaknya. Begitupun cinta ayah kita kepada kita
anaknya. Kenapa ayah? Hmm…Karena saat ini berasa luar bisa rindu pada ayah.
I Love U Dad |
Buat
Atha, ayah adalah sosok luar biasa. Dengan berbagai tempaan hidup, ia selalu
siap untukku. Ia akan memberi apa saja yang terbaik yang bisa ia berikan. Tapi
ketika ia tidak bisa memenuhi apa yang kita mau maka ia akan mengusahannya
untuk kita. Mereka, para ayah memang lebih jarang berkata-kata, tapi perhatian
mereka melebihi semua itu.
Bagaimana
ketika tiba-tiba seorang ayah memberikan anaknya 2 setel baju untuk latihan
Bulu tangkis dan raket saat ia tahu
anaknya ingin masuk klub Bulu Tangkis. Bagaimana ia mengupayakan rekan
sekantornya meminjamkan ruangan untuk anaknya menyelesaikan tugas akhirnya karena
di rumah, jangankan laptop, komputerpun tidak tersedia. Bagaimana seorang ayah
rela menjadi juru tik untuk anaknya di sela pekerjaan kantornya karena anaknya
mendapat tugas dan situasi yang tidak memungkinkannya untuk mengetik.
Ah,
banyak hal yang dia upayakan agar anaknya bisa berhasil. Bahkan dengan ikhlas
membiarkan anaknya masuk perguruan tinggi swasta yang bertarif mahal demi
anaknya bisa mengecap bangku kuliah karena ia gagal masuk Perguruan Tinggi
favorit. Padahal sang ayah sudah siap untuk
mengadakan syukuran karena yakin anaknya akan lulus ujian itu. Ah…Ayah,
Engkau sungguh luar biasa!
Ketika
kamu tumbuh dewasa, ia harus rela anak perempuan kesayangannya diambil seorang
pria yang akan menjadi suami dari anaknya. Anak yang ia besarkan, anak yang
selalu ia bela habis-habisan untuk bisa berhasi meraih apa yang ia
cita-citakan. Alangkah tidak berperasaannya jika kamu menyia-nyiakan semuanya.
Semua yang telah diperjuangkan oleh ayahmu. Ayah yang darahnya mengalir di
sebagian tubuhmu.
Tanpa
banyak bicara, ia terus berusaha membiayai hidupmu. Ia terus berdoa dan
berharap kamu akan meraih apa yang kamu cita-citakan. Tepatnya, ia ingin agar kamu
lebih sukses darinya. Ia ingin agar suatu hari ia dapat membanggakanmu di depan
teman-temannya. Entahlah, apa yang dirasakannya ketika ia diberi kesempatan
untuk mewakili para orang tua untuk mengucapkan beberapa patah kata atas
keberhasilan anaknya menjadi salah satu lulusan terbaik. Itu hanya sedikit saja
hadiah untuknya. Maka berkaryalah sebanyak mungkin, bermanfaatlah untuk banyak
orang, jagalah nama baiknya. Agar ia bisa tersenyum bangga melihatmu.
Walaupun
sungguh, ia tidak akan membiarkanmu mengetahui bahwa betapa bangganya ia
kepadamu. Tapi dibelakangmu, kamulah yang selalu ia ceritakan dengan semua
kesuksesanmu. Ah....ayah... Tetaplah sehat, panjang umur, beri anakmu lebih
banyak waktu dan kesempatan untuk membuatmu bangga. Untuk membuatmu puas karena
semua pengorbanan yang telah engkau lakukan pada anakmu tidak sia-sia. Bahwa
semua didikan yang engkau ajarkan kepadanya selalu diingatnya hingga membekas
dihatinya. Terutama untuk selalu menjaga salah satu rukun dalam agamanya, agama
kalian.
Ayah...Jika
kuhitung, sungguh tak terhitung berapa besar rupiah yang engkau keluarkan
untukku. Bahkan tak jarang tingkah dan ulahku membuatmu mengelus dada. Bahkan
ketika aku marah padamu karena engkau melanggar satu janjimu padaku. Aku tahu,
ada sakit di sana. Tapi apa? Engkau tidak pernah marah padaku. Engkau terus
mendoakan aku dan selalu berusaha ada untuk selalu membantuku di segala
kesusahanku. Walaupun engkau harus menyembunyikan kebaikanmu itu dari orang
lain.
Ayah,
aku tak bisa berhenti menangis. Air mataku terus mengalir tak tertahan. Kini
engkau sakit. Walaupun engkau selalu bilang kalau engkau kuat, tapi nyatanya
hasil lab menyatakan lain. Ayah... Ini untuk yang kedua kalinya aku ingin
engkau sembuh. Sehat lagi seperti sedia kala. Selalu ada kesempatan kedua, dan
ketiga, bahkan keempat jika Tuhan mengizinkan.
Tuhan,
beri kesembuhan untuk ayahku...Ambil semua sakit yang saat ini sedang ia
rasakan. Jadikanlah sakitnya sebagai penggugur semua dosa-dosanya. Sehatkan ia
seperti sediakala. Ayah yang so kuat, ayah yang selalau menyembunyikan semua
duka dan kesedihannya kepadaku. I love you Ayah... Seandainya aku bisa, malam
ini aku ingin mengetuk kamarmu, pulang hanya untuk memastikan bahwa engkau
baik-baik saja. Semoga 3 hari bukan waktu yang lama untuk kita bertemu
kembali.***
No comments:
Post a Comment