Saturday 19 December 2015

Cinta Ayah Sepanjang Usia

Siapa bilang cinta kepada orang tua tidak termasuk cinta? Masuk lagi! Kenapa? Karena di sana ada rasa suka, kasih sayang, ketulusan, pengorbanan, ikhlas, memberi tanpa mengharap balasan. Seperti itulah apa yang seharusnya kita lakukan, selayaknya kedua orang tua kita pada kita anaknya. Begitupun cinta ayah kita kepada kita anaknya. Kenapa ayah? Hmm…Karena saat ini berasa luar bisa rindu pada ayah.
I Love U Dad
Buat Atha, ayah adalah sosok luar biasa. Dengan berbagai tempaan hidup, ia selalu siap untukku. Ia akan memberi apa saja yang terbaik yang bisa ia berikan. Tapi ketika ia tidak bisa memenuhi apa yang kita mau maka ia akan mengusahannya untuk kita. Mereka, para ayah memang lebih jarang berkata-kata, tapi perhatian mereka melebihi semua itu.

Bagaimana ketika tiba-tiba seorang ayah memberikan anaknya 2 setel baju untuk latihan Bulu tangkis dan raket saat  ia tahu anaknya ingin masuk klub Bulu Tangkis. Bagaimana ia mengupayakan rekan sekantornya meminjamkan ruangan untuk anaknya menyelesaikan tugas akhirnya karena di rumah, jangankan laptop, komputerpun tidak tersedia. Bagaimana seorang ayah rela menjadi juru tik untuk anaknya di sela pekerjaan kantornya karena anaknya mendapat tugas dan situasi yang tidak memungkinkannya untuk mengetik.

Ah, banyak hal yang dia upayakan agar anaknya bisa berhasil. Bahkan dengan ikhlas membiarkan anaknya masuk perguruan tinggi swasta yang bertarif mahal demi anaknya bisa mengecap bangku kuliah karena ia gagal masuk Perguruan Tinggi favorit. Padahal sang ayah sudah siap untuk  mengadakan syukuran karena yakin anaknya akan lulus ujian itu. Ah…Ayah, Engkau sungguh luar biasa!

Ketika kamu tumbuh dewasa, ia harus rela anak perempuan kesayangannya diambil seorang pria yang akan menjadi suami dari anaknya. Anak yang ia besarkan, anak yang selalu ia bela habis-habisan untuk bisa berhasi meraih apa yang ia cita-citakan. Alangkah tidak berperasaannya jika kamu menyia-nyiakan semuanya. Semua yang telah diperjuangkan oleh ayahmu. Ayah yang darahnya mengalir di sebagian tubuhmu.

Tanpa banyak bicara, ia terus berusaha membiayai hidupmu. Ia terus berdoa dan berharap kamu akan meraih apa yang kamu cita-citakan. Tepatnya, ia ingin agar kamu lebih sukses darinya. Ia ingin agar suatu hari ia dapat membanggakanmu di depan teman-temannya. Entahlah, apa yang dirasakannya ketika ia diberi kesempatan untuk mewakili para orang tua untuk mengucapkan beberapa patah kata atas keberhasilan anaknya menjadi salah satu lulusan terbaik. Itu hanya sedikit saja hadiah untuknya. Maka berkaryalah sebanyak mungkin, bermanfaatlah untuk banyak orang, jagalah nama baiknya. Agar ia bisa tersenyum bangga melihatmu.

Walaupun sungguh, ia tidak akan membiarkanmu mengetahui bahwa betapa bangganya ia kepadamu. Tapi dibelakangmu, kamulah yang selalu ia ceritakan dengan semua kesuksesanmu. Ah....ayah... Tetaplah sehat, panjang umur, beri anakmu lebih banyak waktu dan kesempatan untuk membuatmu bangga. Untuk membuatmu puas karena semua pengorbanan yang telah engkau lakukan pada anakmu tidak sia-sia. Bahwa semua didikan yang engkau ajarkan kepadanya selalu diingatnya hingga membekas dihatinya. Terutama untuk selalu menjaga salah satu rukun dalam agamanya, agama kalian.

Ayah...Jika kuhitung, sungguh tak terhitung berapa besar rupiah yang engkau keluarkan untukku. Bahkan tak jarang tingkah dan ulahku membuatmu mengelus dada. Bahkan ketika aku marah padamu karena engkau melanggar satu janjimu padaku. Aku tahu, ada sakit di sana. Tapi apa? Engkau tidak pernah marah padaku. Engkau terus mendoakan aku dan selalu berusaha ada untuk selalu membantuku di segala kesusahanku. Walaupun engkau harus menyembunyikan kebaikanmu itu dari orang lain.

Ayah, aku tak bisa berhenti menangis. Air mataku terus mengalir tak tertahan. Kini engkau sakit. Walaupun engkau selalu bilang kalau engkau kuat, tapi nyatanya hasil lab menyatakan lain. Ayah... Ini untuk yang kedua kalinya aku ingin engkau sembuh. Sehat lagi seperti sedia kala. Selalu ada kesempatan kedua, dan ketiga, bahkan keempat jika Tuhan mengizinkan.

Tuhan, beri kesembuhan untuk ayahku...Ambil semua sakit yang saat ini sedang ia rasakan. Jadikanlah sakitnya sebagai penggugur semua dosa-dosanya. Sehatkan ia seperti sediakala. Ayah yang so kuat, ayah yang selalau menyembunyikan semua duka dan kesedihannya kepadaku. I love you Ayah... Seandainya aku bisa, malam ini aku ingin mengetuk kamarmu, pulang hanya untuk memastikan bahwa engkau baik-baik saja. Semoga 3 hari bukan waktu yang lama untuk kita bertemu kembali.***

No comments:

Post a Comment